Lompat ke isi utama

Berita

Bagja Harap Mahasiswa Peduli Persoalan Pemilu

Jakarta, Badan Pengawas Pemilihan Umum - Anggota Bawaslu Rahmat Bagja meminta mahasiswa untuk peduli dan beri perhatian terhadap persoalan pemilu. Sebab, dalam setiap gelaran pesta demokrasi selalu terjadi peristiwa dan persoalan yang menarik untuk dikaji.

"Keterlibatan aktif masyarakat dalam mengawal demokrasi prosedural akan sangat menentukan kualitas demokrasi substansial. Selain itu, warga negara yang aktif dalam pengawasan proses demokrasi menjadi sarana pembelajaran politik yang baik bagi masyarakat," ujarnya dalam Webinar Nasional Peran Strategis Mahasiswa Dalam Mengawal Pemilu Serentak 2024 yang Demokratis, Jumat (31/12/2021).

Dikatakan Bagja, dalam Pemilu Serentak 2024 penyelenggara pemilu membutuhkan bantuan mahasiswa, terutama dalam mengawasi tahapan sampai penghitungan suara selesai. Baginya, mhasiswa bisa ikut terlibat mengawasi. Dia memberi contoh misalnya terdapat Daftar Pemilih Tetap (DPT) ganda, fiktif, ada yang mencoblos lebih dari satu kali, politik uang dan ujaran kebencian, mahasiswa bisa berperan untuk melaporkan kepada penyelenggara pemilu.

"Bawaslu butuh dukungan banyak pihak. Karena tingkat pengawasan dari masyarakat masih rendah. Maka kami bentuk pengawasan partisipatif sebagai bentuk sinergi antara mahasiswa dan kampus untuk wujudkan pemilu berintegritas," terangnya.

Koordinator Divisi Penyelesaian Sengketa ini menjelaskan, salah satu bentuk pusat pengawasan partisipatif yang digagas Bawaslu yaitu, menyediakan pojok pengawasan diseluruh kantor Bawaslu provinsi dan kabupaten/kota. Program tersebut bukan hanya aksesoris semata, melainkan bisa dijadikan sebagai simpul mahasiswa untuk diskusi dalam kritisi pemilu.

"Pojok pengawasan sebagai tempat untuk bebas berpendapat terkait pemilihan, sosialisasi media massa dan untuk lingkungan akademik menggali literatur Bawaslu dalam mengawasi pesta demokrasi," ungkapnya.